DoaNurbuat | PDF. Ruqyah Syar'iyyah dengan Al-Quran - nurbuat amalan yang mengadung khodam dan doa yang di tambah ayat Al quran waiya kadu sampai lil alaim dan potongan ayat lainya arti yang nomer 1.Ya Allah, Khodam Doa Nurbuat - Dunia Gaib dan Spiritual. √ Doa Nurbuat Arab, Latin, Arti Serta Keutamaan dan Khasiat [Lengkap] khodam doa
KataMalaikat Jibril lagi, "Sesungguhnya aku melihat Doa Akasyah ini tergantung di bawah Arasy selama 90,000 tahun sebelum Allah menciptakan dunia dan segala isinya.". Sungguh luar biasa kisah asbabun nuzul (turunnya) amalan Akasyah ini. Dengan demikian, pantas saja hikmahnya sangat luar biasa. Dalam belajar ilmu hikmah akasyah ini
Hereare a number of highest rated Cara Mengamalkan Sholawat Haibah pictures upon internet. We identified it from honorable source. Its submitted by government in the best field. We acknowledge this kind of Cara Mengamalkan Sholawat Haibah graphic could possibly be the most trending topic with we ration it in google gain or facebook.
19022019doa akasyah doa akasah Lengkap dengan latin dan terjemahannya khodam doa akasah Keajaiban Doa akasah cara mengamalkan doa akasahkumpulan doadoa akasah. Mohon di periksa dan silahkan diralat jika ada bacaan yg kurang pas oleh para pinisepuh KOS. Khodam doa akasah Jasa Khodam Tarung Gambler Januari 26th 2021 Kapsul Khodam.
Caramengamalkan do'a sholawat kun fayakun. Kalimat kun fayakun mungkin tidak terdengar asing, namun tidak semua kaum muslim mengetahui maknanya, إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ. Ada beberapa tata cara mengamalkan doa pengasihan surat yasin ayat 82 ini,. Caranya, lakukan solat malam kira kira mulai pukul 11 malam.
risiko yang berkaitan dengan selera konsumen adalah. Ilustrasi doa yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Rasulullah. Sumber Akasyah atau biasa disebut doa Ukasyah/Akasah merupakan doa yang pertama kali disampaikan oleh malaikat Jibril dari Arsy kepada Rasulullah. Hal ini diceritakan oleh Abu Bakar dalam sebuah hadist. “Pada suatu hari aku sedang duduk di hadapan Rasulullah SAW di dalam Masjid Madinah Al Munawwarah. Tiba-tiba datang malaikat Jibril dengan membawa doa akasyah."Nama doa ini diambil dari nama salah satu sahabat nabi yakni Ukasyah bin Mihshan Al-Asadi RA. Ia merupakan sahabat yang didoakan Rasulullah SAW ke dalam satu dari umatnya yang masuk surga tanpa hisab. Keutamaan Doa AkasyahIlustrasi berdoa. Foto ShutterstockUmat Muslim bisa mengamalkan doa ini sebagai doa harian. Sebab, keutamaan yang dimiliki doa ini sangat besar. Dikutip dari Hubbu oleh Mashuri, doa Akasyah dapat digunakan untuk mempermudah menghafal Alquran. Usman bin Affan pernah berkata, "Sesungguhnya aku dapat menghafal Alquran dengan berkah doa akasyah ini."Keutamaan kedua adalah dimudahkan rezeki. Barangsiapa yang membaca doa Akasyah ini, Allah SWT akan memerintahkan malaikat di langit untuk membawa kebajikan dan dimudahkan rezekinya serta mendapatkan hanya itu, dosa-dosa orang yang mengamalkan doa ini akan diampuni. Dia juga akan mendapatkan ganjaran pahala yang berlimpah. Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya seseorang itu tidak akan memperoleh pahala yang berlimpah-limpah, seperti orang yang membada doa akasyah ini.” ASKeutamaan lainnya adalah dapat menyembuhkan orang sakit, melepaskan seseorang yang terlilit hutang, dan dikabulkan semua doanya. Faidah ini dilansir oleh Islam NU dan dikutip dari Kitab Majmu Syarif dan Kitab Perukunan Doa Akasyah beserta ArtinyaKeutamaan doa akasyah. Foto pixabayAdapun bacaan Arab doa Akasyah beserta artinya yang dikutip dari Islam NU adalah sebagai berikutبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِBismillahir rahmaanir rahiimArtinya “Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang.” اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، بِسْمِ اللهِ النُّوْرِ نُوْرٌ عَلَى نُوْرٍ، الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ النُّوْرَ، وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ عَلَى جَبَلِ الطُّوْرِ فِي كِتَابٍ مَسْطُوْرٍ. الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِالغِنَاءِ مَذْكُوْرٌ، وَبِالعِزَّةِ وَالجَلَالِ مَشْهُوْرٌ، وَعَلَى السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ sholli 'ala sayyidina muhammad wa 'ala alihi washohbihi wasallim. Bismillahinnuuri nuurun 'alaa nuuri. Alhamdulillahi ladzi khalaqannuuro. Wa anzalattaurooti 'akaa jabalitthuuri fii kitaabim masthuur. Alhamdu lillāhil ladzī bil ghinā’I madzkūr, wa bil izzati wal jalāli masyhūr, wa alās sarrā’I wad dharrā’I “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan sejahtera-Mu atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Dengan nama Allah zat bercahaya, cahaya di atas cahaya. Segala puji bagi Allah yang menciptakan nur, dan menurunkan Taurat di atas bukit Thur pada kitab yang tertulis. Segala puji bagi Allah yang dengan kaya-Nya disebut, dengan kemuliaan dan kebesaran-Nya terkenal, dan yang pada saat manusia senang dan sulit tetap disyukuri.” وَالحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَمٰوَاتِ وَالأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّوْرَ، ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ، كٓهٓيٓعٓصٓ حٰمٓ عٓسٓقٓ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، اللهُ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ القَوِيُّ العَزِيْزُ، يَا كَافِيَ كُلِّ شَيْئٍ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَيْئٍ، بِيَدِكَ الخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ lillāhil ladzī khalaqas samāwāti wal ardha, wa jaalaz zhulumāti wan nūr, tsummal ladzīna kafarū bi rabbihim yadilūn, kāf hā yā aīn shād, hā mīm, aīn sīn qāf, iyyāka nabudu wa iyyāka nastaīn, yā Hayyu ya Qayyūm, yā Dzal jalāli wal ikrām, Allāhu lathīfum bi ibādih, yarzuqu man yasyā’u wa huwal qawiyyul azīz, yā Kafiya kulli syaī’, washrif annā kulla syaī’, bi yadikal khair, innaka alā kulli syai’in “Segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi; dan menjadikan gelap dan nur, tetapi kemudian orang kafir kepada Tuhan mereka berpaling. Kāf, Hā, Yā, Aīn, Shād; Hā, Mīm; Aīn, Sīn, Qāf, kepada-Mu kami menyembah; dan hanya kepada memohon pertolongan; wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang tegak berdiri. Allah bersikap lembut kepada hamba-Nya dan memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dia maha kuat dan perkasa. Wahai Zat yang mencukupi segala sesuatu. Palingkanlah segala sesuatu mudharat dari tangan-Mu kebaikan itu. Sungguh, Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.” بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِBismillāhir rahmānir rahīmArtinya “Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang.” اللّٰهُمَّ يَا كَثِيْرَ النَّوَالِ، وَيَا دَائِمَ الوِصَالِ، وَيَا حُسْنَ الفِعَالِ، وَيَا رَازِقَ العِبَادِ عَلَى كُلِّ حَالٍ، وَيَا بَدِيْعًا بِلَا مِثَالٍ، وَيَا بَاقِي بِلَا زَوَالٍ، نَجِّنَا مِنَ الكُفْرِ وَالضَّلَالِ، بِحَقِّ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ yā Katsīran nawāl, wa yā Dā’imal wishāl, wa yā Husnal fiāl, wa yā Rāziqal ibādi alā kulli hāl, wa yā Badīan bi lā mitsāl, wa yā Bāqī bi lā zawāl, najjinā minal kufri wad dhalāl, bi haqqi lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, wahai Zat yang banyak anugerah, wahai Zat yang selalu terhubung, wahai Zat yang baik perbuatan, wahai Zat yang memberikan rezeki hamba-Nya pada setiap kondisi, wahai Zat yang mencipta pertama tanpa contoh, wahai Zat yang kekal tanpa sirna, selamatkan kami dari kekafiran dan kesesatan dengan hakikat Lā ilāha illallāh, Muhammadur Rasūlullah shallallāhu alayhi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الشَّكُّ فِي إِيْمَانِي بِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in dakhalas syakku fī īmānī bika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika keraguan hinggap pada keimananku kepada-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” ilustrasi berdoa. Foto Billion Photos/Shutterstockاللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الكُفْرُ فِي إِسْلَامِي بِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in dakhalal kufru fī islāmī bika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika keraguan hinggap pada keislamanku kepada-Mu,– baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الشَّكُّ فِي تَوْحِيْدِيْ إِيَّاكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in dakhalas syakku fī tawhīdī iyyāka wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika keraguan hinggap pada ketauhidanku kepada-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ العُجْبُ وَالكِبْرُ وَالرِّيَاءُ وَالسُّمْعَةُ وَالنُّقْصَانُ فِي عَمَلِي لَكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in dakhalal ujbu wal kibru war riyā’u was sumatu wan nuqshānu fī amalī laka wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika ujub, sombong, riya, sumah, dan kekurangan masuk mencemari ibadahku kepada-Mu–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ إِنْ جَرَى الكِذْبُ وَالغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالبُهْتَانُ عَلَى لِسَانِي وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in jaral kidzbu wal ghibatu wan namīmatu wal buhtānu alā lisānī wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika dusta, ghibah, namimah, dan bohong besar terucap dari mulutku,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam."اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الخَطْرَةُ وَالوَسْوَسَةُ فِي صَدْرِي وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in dakhalal khathratu wal was-wasatu fī shadrī wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika suatu pikiran konyol dan was-was melintas di dalam dadaku,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ التَّشْبِيْهُ وَالتَّقْصِيْرُ فِي مَعْرِفَتِي إِيَّاكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in dakhalat tasybīhu wat taqshīru fī marifatī iyyāka wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika penyerupaan makhluk dan kelalaian pada makrifaktu terhadap-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’”ilustrasi berdoa. Foto Nong2/Shutterstock اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ النِّفَاقُ فِي قَلْبِي مِنَ الذُّنُوْبِ الكَبَائِرِ وَالصَّغَائِرِ كُلِّهَا وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in dakhalan nifāqu fī qalbī minad dzunūbil kabā’iri was shaghā’iri kullihā wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika kemunafikan merayap di hatiku karena dosa baik dosa besar maupun dosa kecil semuanya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الرِّيَاءُ فِي أَعْمَالِي وَأَقْوَالِي وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in dakhalar riyā’u amālī wa aqwālī wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika riya menyusup pada amal dan perkataanku,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ سُوْءٍ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā amiltu min sū’in wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, kejahatan yang kuperbuat,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا أَرَدْتَ لِي مِنْ خَيْرٍ فَلَمْ أَشْكُرْهُ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā aradta lī min khairin fa lam asykurhu wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, kebaikan yang Kaukehendaki untukku tetapi aku tidak mensyukurinya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا قَدَّرْتَ عَلَيَّ مِنْ أَمْرٍ فَلَمْ أَرْضَهُ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā qaddarta alayya min amrin fa lam ardhahū wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, sesuatu yang Kautakdirkan padaku, tetapi aku tidak meridhainya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” Ilustrasi berdoa. Foto Shutter Stockاللّٰهُمَّ مَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ مِنْ نِعْمَةٍ فَعَصَيْتُكَ فِيْهِ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā anamta alayya min nimatin fa ashaytuka fīh wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, sebuah nikmat yang Kauberikan padaku, lalu aku mendurhakai-Mu dengannya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا أَوْلَيْتَنِي مِنْ نَعْمَائِكَ فَغَفَلْتُ عَنْ شُكْرِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā awlaytanī min namā’ika an syukrika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, nikmat-nikmat yang Kauanugerahkan kepadaku, lalu aku lengah untuk bersyukur,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا أَوْلَيْتَنِي مِنْ اٰلَائِكَ فَلَمْ أُؤَدِّ حَقَّهُ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā awlaytanī min ālā’ika fa lam u’addi haqqahū wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, nikmat-nikmat yang Kauamanahkan kepadaku, tetapi tidak kutunaikan haknya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا مَنَنْتَ عَلَيَّ مِنَ الحُسْنَى فَلَمْ أَحْمَدْكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā mananta alayya minal husnā fa lam ahmadka wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, kebaikan yang Kauanugerahkan kepadaku, tetapi aku tidak memuji-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا أَحْبَبْتَ لِي بِهِ عَلَيَّ مِنَ النَّظَرِ فِيْكَ فَغَمَضْتُ عَنْهُ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā ahbabta lī bihī alayya minan nazhari fīka fa ghamadhtu anhu wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, renungan atas kebesaran kuasa-Mu yang Kauinginkan dariku, tetapi aku membutakan mata hatiku darinya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا صَنَعْتُ فِي عُمْرِي بِمَا لَمْ تَرْضَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā shanatu fī umrī bi mā lam tardha wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, apa yang kuperbuat sepanjang usiaku dengan hal yang tidak Kauridhai,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا قَصَرْتُ مِنْ عَمَلِي فِي رَجَائِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā qashartu min amalī fī rajā’ika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, amalku yang terbatas di tengah panjang harapanku kepada-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ إِنِ اعْتَمَدْتُ عَلَى أَحَدٍ سِوَاكَ فِي الشَّدَائِدِ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma initamadtu alā ahadin siwāka fis syadā’idi wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika aku bersandar pada selain-Mu pada banyak kesulitan,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” Ilustrasi berdoa. Foto Shutterstockاللّٰهُمَّ إِنِ اسْتَعَنْتُ غَيْرَكَ فِي النَّوَائِبِ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma inistaantu ghayraka fin nawā’ibi wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika Aku memohon pertolongan kepada selain-Mu di tengah bencana-bencana,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ مَا أَصْلَحَ فِي شَأْنِي بِفَضْلِكَ وَرَأَيْتُهُ مِنْ غَيْرِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma mā ashlaha fī sya’nī bi fadhlika wa ra’aytuhū min ghayrika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, urusanku yang maslahat berkat kemurahan-Mu, tetapi aku melihat sebabnya dari selain-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ إِنْ زَلَّتْ قَدَمِي عَنِ الصِّرَاطِ بِالسُّؤَالِ مِنْ غَيْرِكَ فَثَبِّتْنِي وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَAllāhumma in zallat qadamī anis shirāth bis su’āli min ghayrika fa tsabbitnī wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa “Ya Allah, jika kakiku tergelincir dari sirath karena pernah meminta kepada selain-Mu, maka tetapkanlah kakiku,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam.’” اللّٰهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، يَا حَنَّانُ يَا مَنَّانُ، يَا دَيَّانُ يَا سُلْطَانُ، يَا لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الغَمِّ، وَكَذٰلِكَ نُنْجِي المُؤْمِنِيْنَ، وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ yā Hayyu yā Qayyūm, yā Hannānu ya Mannān, yā Dayyānu yā Sulthān, ya lā ilāha illa anta, subhānaka innī kuntu minaz zhālimīn. Fastajabnā lahū wa najjaynāhu minal ghammi, wa kadzālika nunjil mu’minīn, wa Zakariyyā idz nādā rabbahū, “Rabbi lā tadzarnī fardā, wa anta khayrul wāritsīn.”Artinya “Ya Allah, wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang tegak berdiri, wahai Zat yang menurunkan rahmat, wahai Zat yang memberi anugerah, wahai Zat yang kuasa, wahai Zat penguasa, wahai Zat yang tiada tuhan kecuali Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh, aku telah menzalimi diri sendiri. firman Allah Lalu Kami mengabulkan dan menyelamatkannya dari kesulitan. Demikian Kami menyelamatkan orang-orang beriman.’ Zakariya AS ketika menyeru tuhannya, Ya Tuhanku, Janganlah Kau membiarkanku sendiri. Engkau sebaik-baik waris.’” اللّٰهُمَّ بِحَقِّ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَبِعِزَّتِهِ، وَبِحَقِّ الكُرْسِي وَسَعَتِهِ، وَبِحَقِّ العَرْشِ وَعَظَمَتِهِ، وَبِحَقِّ القَلَمِ وَجَرَيَانِهِ، وَبِحَقِّ اللَّوْحِ وَحَفَظَتِهِ، وَبِحَقِّ المِيْزَانِ وَكَفَّتَيْهِ، وَبِحَقِّ الصِّرَاطِ وَدِقَّتِهِ، وَبِحَقِّ جِبْرِيْلَ وَأَمَانَتِهِ، وَبِحَقِّ مِيْكَائِيْلَ وَشَفَقَتِهِ، وَبِحَقِّ إِسْرَافِيْلَ وَنَفْخَتِهِ، وَبِحَقِّ عِزْرَائِيْلَ وَقَبْضَتِهِ، وَبِحَقِّ رِضْوَانَ وَجَنَّتِهِ، وَبِحَقِّ مَالِكٍ وَجَهَنَّمِهِ، وَبِحَقِّ أٰدَمَ وَصَفْوَتِهِ، وَبِحَقِّ شِيْثٍ وَنُبُوَّتِهِ، وَبِحَقِّ نُوْحٍ وَسَفِيْنَتِهِ، وَبِحَقِّ إِبْرَاهِيْمَ وَخُلَّتِهِ، وَبِحَقِّ إِسْحَاقَ وَدِيَانَتِهِ، وَبِحَقِّ إِسْمَاعِيْلَ وَذَبِيْحَتِهِ، وَبِحَقِّ يَعْقُوْبَ وَحَسْرَتِهِ، وَبِحَقِّ يُوْسُفَ وَغُرْبَتِهِ وَبِحَقِّ مُوْسَى وَأٰيَاتِهِ وَبِحَقِّ هَارُوْنَ وَحُرْمَتِهِ وَبِحَقِّ هُوْدٍ وَهَيْبَتِهِ، وَبِحَقِّ صَالِحٍ وَنَاقَتِهِ، وَبِحَقِّ لُوْطٍ وَعِبْرَتِهِ/وَجِيْرَتِهِ، وَبِحَقِّ يُوْنُسَ وَدَعْوَتِهِ، وَبِحَقِّ دَانِيَالَ وَكَرَامَتِهِ، وَبِحَقِّ زَكَرِيَّا وَطَهَارَتِهِ، وَبِحَقِّ عِيْسَى وَرُوْحَانِيَّتِهِ، وَبِحَقِّ مُحَمَّدٍ المُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ وَشَفَاعَتِهِAllāhumma bi haqqi lā ilāha illallāhu wa bi izzath, wa bi haqqil kursiyyi wa saatih, wa bi haqqil qalami wa jarayānih, wa bi haqqil lawhi wa hafazhatih, wa bi haqqil mīzāni wa kaffatayh, wa bi haqqis shirāti wa diqqatih, wa bi haqqi Jibrīla wa amānatih, wa bi haqqi mīkā’īla wa syafaqatih, wa bi haqqi Isrāfīla wa nafkhatih, wa bi haqqi Izrā’īla wa qabdhatih, wa bi haqqi Ridhwāna wa jannatih, wa bi haqqi Malikin wa jahannamih, wa bi haqqi Ādama wa shafwatih, wa bi haqqi Syitsin wa nubuwwatih, wa bi haqqi Nūhin wa safīnatih, wa bi haqqi Ibrāhīma wa khullatih, wa bi haqqi Ishāqa wa diyānatih, wa bi haqqi Yaqūba wa hasratih, wa bi haqqi Yūsufa wa ghurbatih, wa bi haqqi Mūsā wa āyātih, wa bi haqqi Hārūna wa hurmatih, wa bi haqqi Hūdin wa haybatih, wa bi haqqi Shālihin wa nāqatih, wa bi haqqi Lūthin wa ibratih/wa jīratihī, wa bi haqqi Yūnusa wa dawatih, wa bi haqqi Dāniyāla wa karāmatih, wa bi haqqi Zakariyyā wa thahāratih, wa bi haqqi Īsā wa rūhāniyyatih, wa bi haqqi Muhamamdinil mushthafā shallallāhu alayhi wa “Ya Allah, dengan hak Lā ilāha illallāh’ dan kemuliaannya, hak kursi dan keluasannya, hak Arasy dan kebesarannya, hak kalam dan jalan goresannya, hak Lauh Mahfuzh dan malaikat penjaganya hafazhah, hak mizan dan dua piring timbangannya, hak shirath dan kehalusannya, hak Jibril dan kejujurannya, hak Mikail dan belas kasihnya, hak Israfil dan tiupan sangkakalanya, hak Izrail dan pencabutan nyawanya, hak Ridhwan dan surganya, hak Malik dan nerakanya, hak Adam dan keterpilihannya, hak Ibrahim dan derajat khalilullahnya, hak Ishak dan agamanya, hak Ismail dan penyembelihannya, hak Ya’kub dan deritanya, hak Yusuf dan pengasingannya, hak Musa dan ayat-ayatnya, hak Harun dan kehormatannya, hak Hud dan kewibawaannya, hak Saleh dan untanya, hak Luth dan pelajarannya/tetangganya, hak Yunus dan dakwahnya, hak Danial dan kemuliaannya, hak Zakariya dan kesuciannya, hak Isa dan kerohaniannya, dan hak Muhammad SAW sebagai nabi pilihan dan syafa’atul uzhmanya.” اللهُمَّ يَا حَيُّ، يَا قَيُّوْمُ، يَا لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الغَمِّ، وَكَذٰلِكَ نُنْجِي المُؤْمِنِيْنَ. لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ، وَهُوَ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ. حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ، نِعْمَ المَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِAllāhumma yā Hayyu yā Qayyūm, ya lā ilāha illa anta, subhānaka innī kuntu minaz zhālimīn. Fastajabnā lahū wa najjaynāhu minal ghammi, wa kadzālika nunjil mu’minīn. Lā ilāha illa hū, alayhi tawakkaltu, wa huwa Rabbul arsyil “Ya Allah, wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang tegak berdiri, wahai Zat yang tiada tuhan kecuali Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh, aku telah menzalimi diri sendiri. firman Allah Lalu Kami mengabulkan dan menyelamatkannya dari kesulitan. Demikian Kami menyelamatkan orang-orang beriman.’ Tiada tuhan selain Dia. Hanya pada-Nya aku berserah. Dialah Tuhan arasy yang agung. Cukuplah Allah bagiku. Dialah sebaik-baik wakil. Dia sebaik-baik tuan. Dia sebaik-baik penolong. Tiada daya dan kekuatan bagi kami kecuali berkat Allah yang maha tinggi lagi maha agung.” رَبَّنَا أٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ، وَنُوْرِ عَرْشِهِ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اٰمِيْنَ، اٰمِيْنَ، يَا رَبَّ العَالَمِيْنَRabbanā ātinā fid duniyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā adzāban nār, wa shallallāhu alā khayri khalqihī wa nūri arsyih, sayyidinā wa nabiyyinā wa syafīinā Muhammadin, wa alā ālihī wa ashhābihī ajmaīn, bi rahmatika yā arhamar rāhimīn, āmīn, āmīn yā rabbal “Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka. Semoga Allah melimpahkan shalat dan salam-Nya untuk makhluk terbaik-Nya dan cahaya arasy-Nya, yaitu junjungan kita, nabi kita, pemberi syafaat bagi kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya berkat rahmat-Mu wahai Zat yang maha pengasih. Amiiin, amiiin, terimalah wahai Tuhan semesta alam.”Apa itu doa akasyah?Siapakah Ukasyah bin Mishan?Apa keutamaan doa akasyah?
Cara Mengamalkan Doa Akasah – Jika seseorang memiliki kesalahan harus meinta pengampunan kepada Allah SWT terlebih dahulu, karena hal menjadi hidup ataupun menjadikan adalah Allah SWT. Hanya saja ada beberapa perantara doa-doa salah satunya doa Akasah sebagai meminta pengampunan kepada Allah siapa berdoa Akasah akan meningkatkan iman dan teguh didalamnya, jadi apabila terjadi sesuatu kepada dirinya contohnya meninggal dunia akan menjadi ahli surga pada kemudian harinya. Sebenarnya untuk waktu yang tepat dibacakan setelah subuh dan isya, karena akan aman dari gangguan setan Mengamalkan Doa AkasahEfek Mengamalkan Doa Akasah1. Bisa Menghafal Al-Qur’an2. Mudah Rezeki3. Allah SWT Akan Mengampuni Dosanya4. Mendapatkan Pahala Melimpah5. Mimpi Berjumpa NabiKesimpulanCoba dibayangkan saja apabila mengamalkan doa Akasah akan menyebarangi jembatan sirat dengan mudah dan semua dosa akan diampuni apabila diamalkan dengan baik dan benar. Tapi ada beberapa doa lainnya yang bisa diamalkan contohnya Ratib Al Haddad, bagi kalian yang tertarik bisa langsung cek download amalan Ratib Al Haddad beserta amalan doa Akasah sedang dicari-cari oleh orang untuk menjadi diri yang lebih baik agar terhindar dari gangguan setan ataupun sihir, maka dari itu kami akan membagikan cara yang tepat untuk mengamalkanya. Berikut dibawah ini adalah penjelasan lengkapnya mengenai cara mengamalkan doa akasah dengan baik dan akasah merupakan doa yang pertama kali dibawah oleh malaikat Jibril dari Arasya dan sahabat Rasulullah SAW yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah berkata ini “Pada suatu hari aku sedang duduk di hadapan Rasulullah SAW di dalam Masjid Madinah Al Munawwarah. Tiba-tiba datang malaikat Jibril dengan membawa doa akasyah lalu diberikan kepada Rasulullah SAW seraya berkata, Wahai Rasulullah! Sesungguhnya apa yang aku bawa ini, doa akasyah sejak dari Nabi Adam AS dan nabi-nabi sebelumnya belum pernah diberi kecuali kepadamu. Sesungguhnya aku melihat doa akasyah ini tergantung di bawah Arasy selama tahun sebelum Allah SW menciptakan dunia dan segala isinya.” Jadi menurut kisahnyapun doa Akasah sangat penting untuk diamalkan kepada manusia agar menjadi lebih sekarang banyak yang mengamalkan doa tersebut karena ada sejarah ataupun perkataan dari sahabat Rasulullah SAW untuk dibaca oleh manusia. Tidak perlu lama-lama, karena terdapat beberapa cara untuk mengamalkan doa Akasah sebagai berikut dibawah dan penuh dengan ikhlas dalam hati dan tidak lupa menghadap ridho kepada Allah SWT agar hajat yang diinginkan bisa terkabul atau doa Akasah sebanyak 3 kali setelah waktu shalat Shubuh taupun shalat sebelum mengamalkan mengucap Basmallah dan sesudah doa Akasah harus dengan kusyu dan ikhlas dari dalam hati untuk meminta bantuan kepada Allah doa Akasah lebih baik sebelum membaca Al-Qur’ Mengamalkan Doa AkasahSeperti penjelasan diatas bahwa mengemalkan doa Akasah sangat bermakna dan memiliki arti dalam kehidupan dunia ataupun akhirat. Oleh karena itu manusia sekarang berbondong-bondong untuk mengamalkan doa Akasah, mungkin hal tersebut dikarenakan ada beberapa efek yang merubah kehidupanya dibawah Bisa Menghafal Al-Qur’anBarang siapa yang menghafal Al-Qur’an, maka bisa menuliskan doa ini dengan minyak kasturi, ambar, dan minyak za’faran didalam mangkuk yang berisi air. Kemudian air tersebut diminum selama tujuh hari berturut-turut, Insyallah ayat Al-Qur’an bisa dihafal lebih Mudah RezekiBagi penganut agama Islam harus mengamalkan doa Akasah setiap harinya ataupun sekali, maka Allah SWT akan memerintah malaikat dilangit untuk membawa kebajikan lalu kemudahan rezekinya serta rahmatnya. Nantinya seketika kehidupan di dunia akan membaik dan tetap berdoa Akasah setiap harinya sesuai amalan Allah SWT Akan Mengampuni DosanyaAllah SWT akan mengampuni dosanya apabila oran tersebut membaca doa Akasah secara ikhlas dan khusyu dari dalam hati. Jika doa Akasah tidak bisa dibacakan oleh kalian, maka gunakan cara menuliskan lalu diletakkan di dalam Mendapatkan Pahala MelimpahApabila kiamat telah tiba, Allah SWT akan memberikan ganjaran pahala kepada umatnya yang membaca doa Akasah. Karena Rasulullah SAW sudah pernah berkata ” Bahwasanya seseorang itu tidak akan memperoleh pahala yang berlimpah-limah, seperti orang yang membaca doa Akasah ini.”5. Mimpi Berjumpa NabiBarang siapa yang ingin berjumpa dengan Rasulullah SAW dalam mimpi, maka mandilah sebersih-bersihnya pada malam Jum’at dengan memakai wangian kemudian melakukan shalat dua rakaat. Kemudian membaca doa Akasah sebanyak lima kali dengan penuh ikhlas, Insyallah memperoleh anugrah berjumpa dengan Rasulullah dalam doa Akasah sering diamalkan oleh umat Islam, maka pengampunan dan pemberian rezeki akan diberikan oleh Allah SWT. Tapi perlu diperhatikan mengamalkan doa tersebut harus dengan kusyu serta membaca dengan nikmat didalam pembahasan dari mengenai Cara Mengamalkan Doa Akasah. Nantikan informasi selanjutnya mengenai doa-doa lainnya, semoga pembahasan kali ini bermanfaat untuk umat Islam yang ingin membenahi kehidupan lebih baik serta menanamkan diri untuk menghafal Al-Qur’an.
Doa akasah. Sumber akasah merupakan doa yang pertama kali dibawa oleh malaikat Jibril dari Arasy. Sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata sebaagai berikut.“Pada suatu hari aku sedang duduk di hadapan Rasulullah SAW di dalam Masjid Madinah Al Munawwarah. Tiba-tiba datang malaikat Jibril dengan membawa doa akasyah lalu diberikan kepada Rasulullah SAW seraya berkata, Wahai Rasulullah! Sesungguhnya apa yang aku bawa ini, doa akasyah sejak dari Nabi Adam AS dan nabi-nabi sebelumnya belum pernah diberi kecuali kepadamu. Sesungguhnya aku melihat doa akasyah ini tergantung di bawah Arasy selama tahun sebelum Allah SW menciptakan dunia dan segala isinya.”Manfaat dan Keutamaan Doa AkasahBerikut adalah manfaat dan keutamaan doa akasah yang dikutip dari buku Hubbu karya Mashuri 200744.1. Dapat Menghafal AlquranBagi Anda yang ingin menghafal Alquran, maka bisa menuliskan doa ini dengan minyak kasturi, ambar, dan minyak za’faran di dalam mangkuk yang diisi air. Kemudian air tersebut diminum selama tujuh hari berturut-turut. Insyaaallah, ayat Alquran yang sedang dihafal bisa lebih mudah untuk diingat. Usman bin Affan pun pernah berkata, “Sesungguhnya aku dapat menghafal Alquran dengan berkah doa akasyah ini.”Bagi umat muslim yang membaca doa ini setiap hari ataupun hanya sekali, maka Allah SWT akan memerintah malaikat di langit untuk membawa kebajikan dan dimudahkan rezekinya serta mendapatkan Diampuni Seluruh Dosanya oleh Allah SWTJika doa ini dibaca dengan khusyu’ dan ikhlas dari dalam hati karena Allah SWT, maka Allah SWT akan memberi pengampunan dan penghapusan dosa umat muslim yang telah lalu. Jika tidak bisa membaca doa ini, maka Anda bisa menuliskannya dan diletakkan di dalam Mendapat Ganjaran PahalaSaat kiamat tiba, Allah SWT akan memberikan ganjaran pahala yang besar bagi hamba-nya yang membaca doa ini. Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya seseorang itu tidak akan memperoleh pahala yang berlimpah-limpah, seperti orang yang membada doa akasyah ini.” AS
Lafalkan saat kamu tengah menghadapi kesulitan ilustrasi berdoa IDN Times/Sunariyah Doa akasah atau doa akasyah merupakan doa yang bisa dibaca sehari-hari saat umat Muslim tengah menghadapi kesulitan. Doa ini disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW dari NU Online, Ukasyah atau Akasyah RA adalah seorang sahabat yang didoakan Rasulullah SAW ke dalam satu dari orang dari umatnya yang masuk surga tanpa hisab sebagaimana riwayat Imam Bukhari. Berikut bacaan doa Bacaan ke-1 sampai ke-6ilustrasi perempuan yang sedang berdoa Tarazevich1. Allahumma yā Katsīran nawāl, wa yā Dā’imal wishāl, wa yā Husnal fiāl, wa yā Rāziqal ibādi alā kulli hāl, wa yā Badīan bi lā mitsāl, wa yā Bāqī bi lā zawāl, najjinā minal kufri wad dhalāl, bi haqqi lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, wahai Zat yang banyak anugerah, wahai Zat yang selalu terhubung, wahai Zat yang baik perbuatan, wahai Zat yang memberikan rezeki hamba-Nya pada setiap kondisi, wahai Zat yang mencipta pertama tanpa contoh, wahai Zat yang kekal tanpa sirna, selamatkan kami dari kekafiran dan kesesatan dengan hakikat Lā ilāha illallāh, Muhammadur Rasūlullah shallallāhu alayhi wa sallam’.”2. Allāhumma in dakhalas syakku fī īmānī bika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika keraguan hinggap pada keimananku kepada-Mu, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”3. Allāhumma in dakhalal kufru fī islāmī bika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika keraguan hinggap pada keislamanku kepada-Mu, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”4. Allāhumma in dakhalas syakku fī tawhīdī iyyāka wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika keraguan hinggap pada ketauhidanku kepada-Mu, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”5. Allāhumma in dakhalal ujbu wal kibru war riyā’u was sumatu wan nuqshānu fī amalī laka wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika ujub, sombong, riya, sumah, dan kekurangan masuk mencemari ibadah ku kepada-Mu baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”6. Allāhumma in jaral kidzbu wal ghibatu wan namīmatu wal buhtānu alā lisānī wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika dusta, ghibah, namimah, dan bohong besar terucap dari mulutku, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”2. Bacaan ke-7 sampai ke-12Ilustrasi berdoa IDN Times/Sukma Shakti 7. Allāhumma in dakhalal khathratu wal was-wasatu fī shadrī wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika suatu pikiran konyol dan was-was melintas di dalam dadaku, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”8. Allāhumma in dakhalat tasybīhu wat taqshīru fī marifatī iyyāka wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika penyerupaan makhluk dan kelalaian pada makrifaktu terhadap-Mu, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”9. Allāhumma in dakhalan nifāqu fī qalbī minad dzunūbil kabā’iri was shaghā’iri kullihā wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika kemunafikan merayap di hatiku karena dosa baik dosa besar maupun dosa kecil semuanya, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”10. Allāhumma in dakhalar riyā’u amālī wa aqwālī wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, jika ria menyusup pada amal dan perkataanku, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”11. Allāhumma mā amiltu min sū’in wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, kejahatan yang kuperbuat, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”12. Allāhumma mā aradta lī min khairin fa lam asykurhu wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, kebaikan yang Kaukehendaki untukku tetapi aku tidak mensyukurinya, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”3. Bacaan ke-13 sampai ke-18Ilustrasi berdoa IDN Times/Fikriyah Nurshafa13. Allāhumma mā qaddarta alayya min amrin fa lam ardhahū wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, sesuatu yang Kau takdirkan padaku, tetapi aku tidak meridainya, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”14. Allāhumma mā anamta alayya min nimatin fa ashaytuka fīh wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, sebuah nikmat yang Kau berikan padaku, lalu aku mendurhakai-Mu dengannya, baik tidak ku sadari maupun ku sadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.” 15. Allāhumma mā awlaytanī min namā’ika an syukrika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya “Ya Allah, nikmat-nikmat yang Kau anugerahkan kepadaku, lalu aku lengah untuk bersyukur, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”16. Allāhumma mā awlaytanī min ālā’ika fa lam u’addi haqqahū wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, nikmat-nikmat yang Kau amanah kan kepadaku, tetapi tidak ku tunaikan haknya, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”17. Allāhumma mā mananta alayya minal husnā fa lam ahmadka wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, kebaikan yang Kau anugerahkan kepadaku, tetapi aku tidak memuji-Mu, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”18. Allāhumma mā ahbabta lī bihī alayya minan nazhari fīka fa ghamadhtu anhu wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, renungan atas kebesaran kuasa-Mu yang Kauinginkan dariku, tetapi aku membutakan mata hatiku darinya, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.” Baca Juga 7 Doa Islam yang Harus Kamu Amalkan di Kehidupan Sehari-hari 4. Bacaan ke-19 sampai ke-23Ilustrasi berdoa Allāhumma mā shanatu fī umrī bi mā lam tardha wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, apa yang kuperbuat sepanjang usiaku dengan hal yang tidak Kau ridai, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”20. Allāhumma mā qashartu min amalī fī rajā’ika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, amalku yang terbatas di tengah panjang harapanku kepada-Mu, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”21. Allāhumma initamadtu alā ahadin siwāka fis syadā’idi wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, jika aku bersandar pada selain-Mu pada banyak kesulitan, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”22. Allāhumma inistaantu ghayraka fin nawā’ibi wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, jika Aku memohon pertolongan kepada selain-Mu di tengah bencana-bencana, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”23. Allāhumma mā ashlaha fī sya’nī bi fadhlika wa ra’aytuhū min ghayrika wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, urusanku yang maslahat berkat kemurahan-Mu, tetapi aku melihat sebabnya dari selain-Mu, baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”5. Bacaan ke-24 sampai ke-28Ilustrasi berdoa Allāhumma in zallat qadamī anis shirāth bis su’āli min ghayrika fa tsabbitnī wa lam alam bihī aw alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallamArtinya, “Ya Allah, jika kakiku tergelincir dari sirath karena pernah meminta kepada selain-Mu, maka tetapkanlah kakiku,baik tidak ku sadari maupun ku sadari, aku bertobat, menyerah, dan berkata, Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu alaihi wa sallam’.”25. Allāhumma yā Hayyu yā Qayyūm, yā Hannānu ya Mannān, yā Dayyānu yā Sulthān, ya lā ilāha illa anta, subhānaka innī kuntu minaz zhālimīn. Fastajabnā lahū wa najjaynāhu minal ghammi, wa kadzālika nunjil mu’minīn, wa Zakariyyā idz nādā rabbahū, “Rabbi lā tadzarnī fardā, wa anta khayrul wāritsīnArtinya, “Ya Allah, wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang tegak berdiri, wahai Zat yang menurunkan rahmat, wahai Zat yang memberi anugerah, wahai Zat yang kuasa, wahai Zat penguasa, wahai Zat yang tiada tuhan kecuali Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh, aku telah menzalimi diri sendiri. firman Allah Lalu Kami mengabulkan dan menyelamatkannya dari kesulitan. Demikian Kami menyelamatkan orang-orang beriman.’ Zakariya AS ketika menyeru tuhannya, Ya Tuhanku, Janganlah Kau membiarkanku sendiri. Engkau sebaik-baik waris’.”26. Allāhumma bi haqqi lā ilāha illallāhu wa bi izzath, wa bi haqqil kursiyyi wa saatih, wa bi haqqil qalami wa jarayānih, wa bi haqqil lawhi wa hafazhatih, wa bi haqqil mīzāni wa kaffatayh, wa bi haqqis shirāti wa diqqatih, wa bi haqqi Jibrīla wa amānatih, wa bi haqqi mīkā’īla wa syafaqatih, wa bi haqqi Isrāfīla wa nafkhatih, wa bi haqqi Izrā’īla wa qabdhatih, wa bi haqqi Ridhwāna wa jannatih, wa bi haqqi Malikin wa jahannamih, wa bi haqqi Ādama wa shafwatih, wa bi haqqi Syitsin wa nubuwwatih, wa bi haqqi Nūhin wa safīnatih, wa bi haqqi Ibrāhīma wa khullatih, wa bi haqqi Ishāqa wa diyānatih, wa bi haqqi Yaqūba wa hasratih, wa bi haqqi Yūsufa wa ghurbatih, wa bi haqqi Mūsā wa āyātih, wa bi haqqi Hārūna wa hurmatih, wa bi haqqi Hūdin wa haybatih, wa bi haqqi Shālihin wa nāqatih, wa bi haqqi Lūthin wa ibratih/wa jīratihī, wa bi haqqi Yūnusa wa dawatih, wa bi haqqi Dāniyāla wa karāmatih, wa bi haqqi Zakariyyā wa thahāratih, wa bi haqqi Īsā wa rūhāniyyatih, wa bi haqqi Muhamamdinil mushthafā shallallāhu alayhi wa sallamArtinya, “Ya Allah, dengan hak Lā ilāha illallāh’ dan kemuliaannya, hak kursi dan keluasannya, hak Arasy dan kebesarannya, hak kalam dan jalan goresannya, hak Lauh Mahfuzh dan malaikat penjaganya hafazhah, hak mizan dan dua piring timbangannya, hak shirath dan kehalusannya, hak Jibril dan kejujurannya, hak Mikail dan belas kasihnya, hak Israfil dan tiupan sangkakalanya, hak Izrail dan pencabutan nyawanya, hak Ridhwan dan surganya, hak Malik dan nerakanya, hak Adam dan keterpilihannya, hak Ibrahim dan derajat khalilullahnya, hak Ishak dan agamanya, hak Ismail dan penyembelihannya, hak Ya’kub dan deritanya, hak Yusuf dan pengasingannya, hak Musa dan ayat-ayatnya, hak Harun dan kehormatannya, hak Hud dan kewibawaannya, hak Saleh dan untanya, hak Luth dan pelajarannya/tetangganya, hak Yunus dan dakwahnya, hak Danial dan kemuliaannya, hak Zakariya dan kesuciannya, hak Isa dan kerohaniannya, dan hak Muhammad SAW sebagai nabi pilihan dan syafa’atul uzhmanya.”27. Allāhumma yā Hayyu yā Qayyūm, ya lā ilāha illa anta, subhānaka innī kuntu minaz zhālimīn. Fastajabnā lahū wa najjaynāhu minal ghammi, wa kadzālika nunjil mu’minīn. Lā ilāha illa hū, alayhi tawakkaltu, wa huwa Rabbul arsyil azhīmArtinya, “Ya Allah, wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang tegak berdiri, wahai Zat yang tiada tuhan kecuali Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh, aku telah menzalimi diri sendiri. firman Allah Lalu Kami mengabulkan dan menyelamatkannya dari kesulitan. Demikian Kami menyelamatkan orang-orang beriman.’ Tiada tuhan selain Dia. Hanya pada-Nya aku berserah. Dialah Tuhan arasy yang agung. Cukuplah Allah bagiku. Dialah sebaik-baik wakil. Dia sebaik-baik tuan. Dia sebaik-baik penolong. Tiada daya dan kekuatan bagi kami kecuali berkat Allah yang maha tinggi lagi maha agung.”28. Rabbanā ātinā fid duniyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā adzāban nār, wa shallallāhu alā khayri khalqihī wa nūri arsyih, sayyidinā wa nabiyyinā wa syafīinā Muhammadin, wa alā ālihī wa ashhābihī ajmaīn, bi rahmatika yā arhamar rāhimīn, āmīn, āmīn yā rabbal ālamīnArtinya, “Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka. Semoga Allah melimpahkan salat dan salam-Nya untuk makhluk terbaik-Nya dan cahaya arasy-Nya, yaitu junjungan kita, nabi kita, pemberi syafaat bagi kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya berkat rahmat-Mu wahai Zat yang maha pengasih. Amiiin, amiiin, terimalah wahai Tuhan semesta alam.”Demikian bacaan doa akasah lengkap dengan arti dan terjemahannya yang bisa kamu baca. Jangan lupa diamalkan agar kamu bisa terhindar dari kesulitan, ya! Baca Juga Doa Setelah Hujan sebagai Bentuk Syukur kepada Allah SWT Berita Terkini Lainnya
0% found this document useful 0 votes2K views25 pagesDescriptionDoa Akasyah _ ShafiqolbuOriginal TitleDoa Akasyah _ ShafiqolbuCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes2K views25 pagesDoa Akasyah - ShafiqolbuOriginal TitleDoa Akasyah _ ShafiqolbuJump to Page You are on page 1of 25 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 14 to 23 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
cara mengamalkan doa akasah